Kebahagiaan Malam Ini

Seseorang dengan jaket merah marun sedang duduk di depan salon. Wajahnya tak asing lagi. Dia menyanding sebuah kotak kecil yang dibungkus kantong plastik berwarna putih.

"Hai.." Sapaku hangat. "Sudah lama nunggu disini? Maaf ya, tadi ada workshop di kampus."

"Iya gapapa, santai aja. Aku baru sampai juga kok."

Melihat banyaknya puntung rokok yang tercecer di sekitar tempat duduknya tadi membuatku tau kalau dia sedang berbohong. "Jangan bohong. Kamu sudah lama nunggu kan?"

Dia hanya tersenyum tipis. "Ohya.. aku bawain ini buat kamu. Tapi tunggu, aku hidupin dulu lilinnya."

Setelah semuanya siap dia menyodorkan kue tart dengan beberapa lilin diatasnya, "Jangan lupa make a wish dulu". Lagi-lagi senyum simpulnya membuat hatiku rontok.

"Waaaa! Terimakasih!"

Buru-buru aku merapal doa lalu menarik nafas panjang dan meniup lilin. Jari telunjukknya mencolek krim yang ada di atas lalu mengoleskannya di hidungku.

"Maaf cuma bisa beliin kue tart kaya gini di toko roti sebelah, gak bisa beliin kado juga"

Aku menatapnya lurus. "Ini sudah lebih dari cukup. Aku tau akhir-akhir ini kamu sibuk. Kamu sibuk dengan kuliah, praktikum, proyek, dan sebentar lagi kamu KKN. Ketika kamu datang kesini dan sisihkan sedikit waktumu hanya untuk ucapkan Happy Birthday rasanya sudah lebih dari cukup. Karena aku tau waktumu sangat berharga, tidak bisa diganti dengan uang, tapi demi aku.."

Belum sempat aku menyelesaikn kalimat terakhir tiba-tiba dia maju dan memelukku. Waktu berhenti berputar. Mendadak suara bising kendaraan pun tak terdengar. Aku hanya bisa mendengar degup jantungnya. "Terimakasih buat pengertiannya. Terimakasih juga karena sudah mau dipeluk."

Aku segera menyingkirkan lengannya. "Dasar bodoh!" batinku. Ayo bangun! Ini bukan drama korea yang bisa melakukan adegan mesra di sembarang tempat. Aku sedikit mendongak karena penasaran dengan ekspresi wajahnya. Tawaku hampir saja meledak saat mendapati wajahnya yang merah merona.

Lama kami duduk di depan salon sambil menonton kendaraan lalu-lalang. Sekedar informasi, kebetulan aku ngekos disekitar jalan kaliurang. Tepatnya di belakang sebuah salon. Peraturan ditempat kosku sangat ketat, tidak ada laki-laki yang boleh masuk ke dalam kos. Jadi ketika ada teman laki-laki bertandang ke kos aku biasa menemuinya di depan salon alias di pinggir jalan.

"Udah jam 10 nih. Aku mau pamit dulu ya. Lagian besok pagi aku ada acara bersih-bersih maskam," dia berkata dengan sangat hati-hati. Seolah-olah aku adalah wanita yang sangat mudah tersingguh.

"Ooh.. Iya iya. Acara khusus untuk para mahasiswa yang hendak mengikuti KKN kan?"

"Kok kamu tau?" Dia selalu menunjukkan ekspresi heran saat aku tiba-tiba melanjutkan ceritanya.

"Tau dong.. Udah sana kamu pulang terus tidur. Aku tau kamu seharian ini ribet sama proyek. Kamu juga belum makan dari pagi. Dan sepertinya kamu juga belum mandi dari pagi."

Kali ini dia tertawa keras, "kamu paling tau ya."

 Sebelum pulang dia mengelus kepalaku sambil berkata, "jadi anak yang baik ya. Sholatnya jangan bolong-bolong lagi. Konsisten sama kerudungnya. Rajin belajar. Fokus kuliah juga."

Aku mengangguk mantap. Aku sengaja berdiri di depan salon sampai dia menyebrang jalan dan menunggu sampai bayangannya hilang berbaur dengan pengendara motor yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar