Medan Jogja Jember



"Aku balik Medan dulu.." tulisnya dalam sebuah pesan singkat.

Beberapa hari sebelum dia mengirim pesan singkat ini, ada sebuah tragedi yang membuat dia kalang kabut.



Siang itu..


Aku terhuyun menuruni anak tangga menuju depan tempat kos. Di ambang pintu dia berdiri dengan wajah sendu. "Kenapa? Kamu sakit?" aku pun panik.

Dia hanya menggeleng pelan.

"Terus kenapa?" aku bertanya sekali lagi.

Dia menyeretku menuju sepeda motornya, "kamu liat deh tasku.."

Aku mengamati tasnya dengan seksama. "Serius deh, aku gak paham.. kenapa sih?"

"Mata lu dimana sih?" dia meraih tasnya dari tanganku. "Nih liat!" 

Tangannyan membuka resleting di tasnya lalu mengeluarkan benda kotak berbalut plastik hitam dari dalamnya. "Laptop aku basah, Ra"

Aku masih melongo melihat bungkusan hitam di tangannya. "Kamu serius? Itu beneran basah?"

"Iyalah!" bentaknya. "Aku harus gimana, Ra? Semua data ada disini.."

"Tunggu.." aku menarik nafas panjang untuk menenangkan diri sendiri. "Kamu harus tenang.." kataku.

"Tenang tenang matamu! Masa depanku ada disini!" 

"Sini laptopnya," dia menyerahkan bungkusannya padaku. "Laptopnya mau aku kipas dulu di kamar"

Beberapa saat kemudian aku keluar dengan baju rapi, "makan dulu yuk.. banyak banyak doa aja." Dia hanya mendongak sebentar lalu buang muka. Mata sayu itu lagi lagi buatku iba. 

"Sudah to.. santai aja. Laptopmu gak bakalan kenapa kenapa. Percaya deh sama aku," aku menyentuh bahunya perlahan. 

Selesai makan, dia memintaku untuk mengambil laptopnya dan melakukan adegan kipas-kipas di tempat kosnya saja. Karena aku manusia yang penurut, akhirnya aku menuruti permintaannya. 

"Nih.." aku menyodorkan laptop beserta hairdryer milikku.

"Bawa," ucapnya datar. Dia memutar arah motornya. "Ayo naik.."

"Lha? Aku ikut juga?" 

"Iyalah! Cepet naik!" ini sudah kali ke tiga dia membentakku.



Singkat cerita..

Setalah melakukan beberapa metode sesatku, laptopnya pun berhasil hidup kembali. Setidaknya sekarang dia bisa bernafas lega meski kenyataannya itu laptop kaya gak bisa dicharger gitu. Jadi, dia memutuskan untuk membawa laptop kesayangannya ke tempat service dengan harapan masa garansinya masih ada.

"Kalau sampai laptopku harus nginep di tempat service, aku mau balik Medan!" ucapnya penuh semangat.

"Ya pulango sana.. lagian akhir akhir ini kamu terlalu ngeforsir badanmu. Kamu butuh piknik, le!" 

"He! Aku ini punya target lulus bulan Mei. Kalau gak dikebut takut waktunya gak cukup," gerutunya.


***

Keesokan harinya dia menemuiku dengan wajah sumringah.  

"Fix. Sabtu besok aku balik Medan," katanya.

"Cieee.. akhirnya bisa ketemu Ibunda tercinta."

"Ah kau ini.." dia terkekeh sebentar lalu mukanya menjadi serius lagi. "Sekarang hari apa?"

"Selasa," jawabku.

"Kamu balik Jember kapan?"

"Minggu," jawabku sedikit ragu.

"Nah! Boleh aku pinjam laptopmu? Katamu, apa pun yang terjadi aku harus tetap produktif"

Aku menghembuskan nafas lega, "yaelaaah, aku kira apa. bawa deh bawa."

Dia tersenyum, "terima kasih ya, Ra.. Terimakasih karena selalu ada ketika otakku konslet dan panik kaya kemarin"



Hei,
Sari Nande di Farmasi UGM, Rindut di FK UGM,
Saad Baruqi di Fisika UNAIR, Triesca Wahyu di Teknik Sipil UNEJ,
Duta Putra di Perpajakan UNEJ, Mbak Chita Merary di Hukum UNEJ,
Jauharoh di IPB, Mas Angga Wijaya di Pend. Geografi UNDIKSA
Mas Dani di UNY, Mbak Tea di ISI Yogya
dan Wahyu Widyacipta di hatiku

Selamat garap skripsi.. 
Garap skripsi harus semangat!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar